OKSIGEN HIPERBARIK DAN RECOVERY AKTIF UNTUK MENINGKATKAN CLEARANCE LAKTAT DAN STABILITAS PERFORMA ANAEROBIK

Foto artikel

OKSIGEN HIPERBARIK DAN RECOVERY AKTIF UNTUK MENINGKATKAN CLEARANCE LAKTAT DAN STABILITAS PERFORMA ANAEROBIK

Oleh : Widiyanto Program Stidi S3 Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana universitas Negeri Surabaya 2012

Aktifitas fisik yang dilakukan dengan menggunakan sistem nergi utama anerobik akan dapat merangsang produksi laktat, sehingga kadar laktat akan meningkat baik laktat dalam otot maupun dalam darah. Faktor penyebab kelelahan sangat kompleks, baik itu berasal dari kondisi fisiologi maupun kondisi psikologis atlet, Timbulnya Kelelahan otot pada waktu berolahraga, dapat disebabkan berbagai hal antara lain menipisnya cadangan energi yang berasal dari ATP, kreatin fosfat, glikogen atau glukosa, akumulasi laktat di otot, gangguan homeostatsis, misalnya gangguan osmolaritas plasma, volume plasma, penurunan pH cairan tubuh, dan penurunan kadar elektrolit cairan tubuh. 

Optimilisasi pemulihan dilakukan di ruang uadara bertekanan tinggi atau oksigen hiperbarik saat recovery dan recovery aktif. Clearance laktat berkaitan dengan percepatan metabolisme aerobik otot, kebutuhan ATP, curah jantung, denyut nadi, suhu tubuh, kelancaran aliran darah yang akan membawa lakatat dari otot aktif yang memperoduksi laktat dibawa ke otot yang kurang aktif untuk dimetabolisme menjadi piruvat guna membentuk energi kembali melalui proses oksidasi dan proses pembentukan glikogen kembali (glikoneogenesis). 

Penelitian yang dilakukan di Lakesla ini bertujuan untuk mengkaji :

1. Seberapa besar pengaruh recovery oksigen hiperbarik dengan tekanan 1,3 ATA, 1,7 ATA, dan recovery aktif terhadap peningkatan clearance laktat.

2. Mengkaji seberapa besar pengaruh recovery oksigen hiperbarik dengan teakanan 1,7 ATA, dan recovery aktif terhadap peningkatan stabilitas performa anaerobik.

3. Mengkaji perbedaan pengaruh recovery oksigen hiperbarik dengan tekanan 1,3 ATA, recovery oksigen hiperbarik dengan tekanan 1,7 ATA, dan recovery aktif terhadap peningkatan clearance laktat, dan 

4. Mengkaji perbedaan pengaruh recovery oksigen hiperbarik dengan 1,3 ATA, recovery oksigen hiperbarik dengan tekanan 1,7 ATA, dan recovery aktif terhadap peningkatan stabilitas performa anaerobik. 

Sampel Pada penelitian ini adalah mahasiswa yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) bulu tangkis Universitas Negeri Surabaya dengan rentang usia 19 sampai dengan 23 tahun dengan jumlah 30 orang.